Tuesday, May 20, 2008

seremonial kosong esensi

Bangsa kita, nusantara ini sepertinya terjebak dalam selebrasi yang (semoga saja tidak) kosong esensi…kita terlalu sibuk dengan perayaan tanpa memikirkan afterpartynya, apa yang harus dilakukan dalam momen bersejarah ini.

Dari yang bisa saya amati, semangkin lama, kita semangkin canggih dan ahli dalam membuat perayaan, lihat saja perayaan tujuhbelasan agustusan dari tahun ke tahun, juga perayaan perayaan yang lain, semakin hebat bukan? Sementara keadaan negeri malah sebaliknya, semakin terpuruk…semoga apa yang saya takutkan bukanlah kenyataan, saya takut perayaan yang semakin hebat dan meriah ini adalah cara orang orang atas untuk mengalihkan perhatian rakyat dari kesulitan hidup di berbagai aspek yang makin mendera, dari harga yang semakin naik, dan yang paling penting, dari absurditas kelakuan elit politik kita yang duduk di eksekutif, legislatif, maupun yudikatif di pemerintahan kita.

parteeehhhh

Pada waktu saya menulis ini saya sedang melihat perayaan 100tahun kebangkitan nasional di tv, perayaan yang begitu meriah di momen yang mungkin memang sangat meriah, 100 tahun kebangkitan nasional, perkara kebangkitan itu sendiri masih ada spiritnya atau tidak di kehidupan berbangsa dan bernegara, itu urusan belakangan. Atau lebih parah, para pendukung acara perayaan ini sebenernya ngerti atau tidak tentang peristiwa kebangkitan nasional, apanya yang bangkit, siapa tokoh tokohnya, bagaimana kronologisnya, silahkan jawab sendiri kalau anda adalah salah satu pendukung acara ini.

Perayaan yang begitu meriah, tapi tidak ada rencana dari pemerintah yang setidaknya terdengar kongkrit untuk memaknai kebangkitan nasional ini. Sama seperti perayaan tujuhbelasan akhir akhir ini, meriah, tapi tidak ada perubahan berarti menuju perbaikan kondisi negara (semoga ini sekedar pengamatan saya yang kurang menyeluruh). Perayaan ini, yang begitu meriah, yang saya yakin juga menelan dana yang tidak sedikit, seolah mengajak rakyat melupakan bahwa pemerintah akan menaikkan harga BBM, yang berarti harga harga yang lain akan ikut naik. Ini berarti perayaan ini hanya berfungsi sebagai hiburan, thok thil… hiburan yang amat mahal. Benar, rakyat butuh hiburan, tapi selain hiburan, rakyat lebih butuh perubahan, perubahan menuju arah yang lebih baik, perubahan yang akan menjadi tanda bahwa kita hendak keluar dari zaman kalabendhu ini.

Perubahan menuju arah yang lebih baik ini yang menurut saya adalah esensi dari kabangkitan nasional. Maka jangan sampai kita terjebak seremoni, jangan sampai kita lupa akan esensi ini, marilah kita merubah diri kita sendiri, karena mustahil negara akan berubah kalau rakyatnya tidak berusaha mengubah diri sendiri. Persetan dengan elit politik busuk yang masih menyajikan lawakan tidak lucu diatas panggung kekuasaan. Kalo kita bisa merubah diri sendiri, maka kita akan menghasilkan generasi penerus yang lebih baik daripada generasi sekarang, dan pada waktunya nanti, generasi yang lebih baik inilah yang akan mengisi posisi kekuasaan. Dan pada waktunya, negara ini akan menuju ke arah yang lebih baik.Amin. selamat merayakan hari kebangkitan nasional, jangan lupa untuk bangkit, saudaraku…

No comments: