Thursday, February 18, 2016

jalan jalan ke Malang dan Batu

Tahun baru, sebenarnya tahun baru bukanlah event yang biasa dirayakan di keluarga kami. Tahun baru biasanya dilewatkan seperti malam liburan yang lain, anak anak boleh tidur agak lebih malam dari biasanya, hanya itu.

Tapi tahun baru 2016 yang lalu lebih spesial, karena tahun baru jatuh pada hari jumat, pas long weekend. Dan itu berarti ada kesempatan untuk sekalian jalan jalan. 

Begitulah, setelah melalui perencanaan singkat (kami bukanlah tipe backpacker, kami lebih suka well planned-well oiled trip), kami memutuskan untuk menghabiskan liburan tahun baru dengan mengunjungi eyangnya anak anak di Magetan yang sedang sakit dan jalan jalan ke Malang.

Kenapa Malang? Karena kota ini menyimpan banyak kenangan, termasuk kenangan romantisme pacaran anak STM (saya dan istri dulu bersekolah di almamater yang sama). Selain itu kami ingin mencoba mengunjungi destinasi wisata di kota Batu yang kami sering baca di berbagai media.

Kami memilih bermalam di hotel Savana yang ada di Malang, bukan Batu, karena tujuan kami tidak hanya ke Batu, tapi juga mengunjungi eks sekolah dan berkunjung ke rumah beberapa teman sekolah, juga berkunjung ke bekas kos kosan yang saya dan istri tempati selama bersekolah di situ.

Hotel Savana terletak di lokasi yang cukup strategis, relatif dekat dengan tempat makan (menu room service nya pun cukup enak), dan tidak sulit untuk dicari.

kolam renang hotel Savana

Baru hari kedualah kami mengunjungi Batu. Rencana kami adalah mengunjungi beberapa destinasi wisata dengan urutan Batu Secret Zoo-Museum Satwa-Museum Angkut-Batu Night Spectacular. Berdasarkan saran dari salah satu teman yang punya usaha EO perjalanan wisata seputar Malang, ArifRudiyanto, mengunjungi Batu Secret Zoo dan Museum Satwa sebaiknya diusahakan datang pagi sebelum jam 8 agar masih bisa mendapatkan parkir di dalam area wisata. Karena apabila datang kesiangan dan area parkir penuh, maka terpaksa kita harus parkir diluar area, yang jaraknya akan cukup jauh dari pintu gerbang.

Kesan pertama yang kami dapatkan begitu memasuki areal tujuan pertama kami ini adalah, tujuan wisata ini begitu well maintained. Bersih dan rapi.

Batu Secret Zoo dan Museum Satwa berada di satu area, saling bersebelahan. Baru disini kami tahu bahwa ternyata ada semacam tiket terusan untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata di kota Batu. Dengan beberapa pilihan harga, mulai dari tiket untuk satu tujuan wisata saja, sampai yang paling mahal satu tiket untuk semua tujuan wisata di kota Batu yang berlaku 2 hari.

Loket penjualan tiket sudah ramai walaupun jam buka Secret zoo maupun Museum Satwa masih 2 jam lagi. But it’s all worth the wait. Batu Secret Zoo adalah kebun binatang yang mempunyai koleksi satwa dalam jumlah besar dan ditata dengan rapi, ada rute pengunjung yang sudah diatur sehingga kita bisa menikmati seluruh exhibit dengan efisien. Most notably (menurut minat aline dan Arian) adalah koleksi hewan besar dan koleksi ular.


Disini juga disediakan electric trike yang bisa disewa untuk mengelilingi area kebun binatang yang lumayan menguras tenaga, saya lupa berapa harga sewanya, yang jelas relatif tidak mahal kalau dibandingkan dengan capeknya jalan kaki. 



Di tengah kebun binatang ada area wahana permainan untuk anak anak, termasuk haunted house yang sudah direncanakan oleh Aline sejak awal. Karena dia satu satunya diantara teman se-geng nya yang belum pernah masuk rumah hantu. Masuk dengan gagah berani, baru sampai area kedua sudah tidak berani buka mata, jalan sambil tutup mata dan pegangan baju saya sampai keluar dari rumah hantu, dengan gaya berjalan berubah dari jalan ketakutan menjadi gaya sombong seolah olah rumah hantu is not that bad.

Lokasi rumah hantu berada di sebelah food court. Entah karena lapar atau karena memang makanannya enak, kami sangat menikmati makan di food court ini.


Ada juga playground untuk anak anak. Bagi orangtua, ini adalah fasilitas paling penting karena memungkinkan kami untuk istirahat sejenak dari kegiatan mengikuti anak anak aktif yang cukup melelahkan.
Di beberapa kandang (yang saya ingat, macan tutul, jerapah, dan badak), kita bisa membeli paket kecil makanan hewan yang ada di kandang tersebut, lalu berfoto sambil memberi makan hewan.

Sekeluar dari Secret Zoo, kami melanjutkan ke Museum Satwa yang ada tepat di sebelahnya. Setelah kepanasan di kebun binatang, masuk ke Museum ini terasa sangat dingin. Sepertinya kami salah taktik, setelah melihat kebun binatang dengan segala isinya real life, sekarang melihat diorama taxidermy terasa ‘biasa saja’. Seharusnya dibalik, Museum Satwa dulu baru kebun binatang. Tapi karena ada replika tulang T-rex, Stegosaurus, dan Triceratops di tengah museum, maka museum ini sudah sangat bagus menurut standar Arian yang punya ketertarikan khusus pada dinosaurus.


Selesai mengunjungi Museum Satwa kira kira jam setengah 3 sore, hujan deras. Disinilah kami merasakan keuntungan dapat parkir di dalam. Karena dalam keadaan hujan deras begini, harus keluar area berarti basah kuyup.

Kami meneruskan perjalan menuju Museum Angkut, sekali lagi kami beruntung bisa mendapatkan parkir di dalam area, dekat dengan loket tiket masuk.
Jujur saja, sebelumnya saya cukup underestimate, museum yang isinya koleksi kendaraan, apa hebatnya, ternyata saya salah, area museum ini sangat luas dan dibagi bagi per area dengan tema berbeda. Dimulai dengan koleksi sepeda, koleksi mobil kuno dari era mobil pertama kali diproduksi, beberapa replika kereta kuda kerajaan, barisan motor klasik. 




lalu area food court yang kursinya adalah bekas kursi pesawat penumpang (kelas ekonomi), kemudian baru kita akan temui segmen segmen dengan tema berbeda. 

pemandangan dari foodcourt

Saya lupa urutannya, tapi yang jelas ada area yang isinya kendaraan yang digunakan di WW2, lalu ada area holywood yang ditata mirip setting tempatnya film godfather, ada area jerman (ada beberapa mercedes klasik, tentu saja), france, british, dan seterusnya yang saya terlalu malas menulis semuanya. Di area france ada kafe kecil yang bisa dijadikan tempat istirahat sejenak sambil ngemil.
Eiffel kw13


make way for the queen's guard!


tidak ada orang tua yang disakiti dalam proses pengambilan foto ini

Di area yang sama, sebenarnya ada juga museum topeng yang kami juga sudah beli tiket terusannya, tapi karena terlalu capek, kami melewatkan museum ini, dan langsung menuju Batu Night Spectacular karena hari sudah malam.

Batu night Spectacular, terus terang we don’t have any idea what to expect. Ternyata isinya adalah seperti sophisticated version of pasar malam, lengkap dengan lampion garden. Sayangnya wahana wahana yang ada disini harus dibeli tiketnya masing masing karena tidak ada tiket terusan seperti di Secret Zoo, tapi memang harga tiket masuk BNS dan tiket wahananya tidak terlalu mahal kalau dibandingkan dengan Secret Zoo.

Petualangan seharian mengunjungi tempat tempat tersebut membuat kami sekeluarga kelelahan, rencana wisata kuliner di Malang hanya tinggal rencana. Makan malam pun akhirnya pesan room service, itupun Arian gagal bertahan melek menunggu pesanan datang.

Hari ketiga setelah check out dari hotel, kami mengunjungi STM (sekarang SMK) Telkom Malang di daerah Sawojajar. Setelah ratusan tahun meninggalkan tempat  ini, rasanya bentuk sekolah sudah jauh berbeda.


Dengan diantar Pak Fuad –dulu guru matematika yang sempat mengajar saya dan istri- yang kebetulan piket di sekolah, kami berjalan jalan sambil dengan antusias menceritakan kepada Aline dan Arian kenangan kenangan waktu masih sekolah. Cerita yang bertepuk sebelah tangan karena Aline dan Arian tampaknya tidak begitu tertarik mendengarkan.




Malang akan tetap menjadi kota yang penuh kenangan, dan Batu adalah kota yang cukup keren untuk dikunjungi. Definitely will visit again.