Ini semua berawal dari shower kamar mandi kami yang agak
lemah syahwat (pancaran air nya kurang kencang). Sudah pernah dicek oleh
teknisi plumbing, tidak ada tersumbat, tapi memang tekanan air nya kurang untuk
bisa memancar dengan baik di shower kami.
Berbekal googling, kami sempat membaca blogpost berikut http://nusantara-widyandaru.com/2011/08/meningkatkan-tekanan-air-pada-shower/
Atas dasar inilah, kami (atas inisiatif mama tentunya) beli
pompa air yang kapasitasnya tidak sebesar jetpump, yang akan digunakan untuk
menambah tekanan air output dari toren/tandon.
Skema pemasangan pompa mirip dengan yang ada di blog diatas,
tapi bedanya, aliran listrik disambungkan langsung ke main line, ditambah
saklar. Jadi kami hanya menyalakan pompa ketika akan menggunakan kamar mandi
shower. Ketika pompa dalam keadaan mati, tekanan airnya sama seperti sewaktu
kami belum pasang pompa. Semua kran lancar kecuali shower dan wastafel. Begitu pompa
dinyalakan, tekanan airnya sangat cukup untuk mengoptimalkan kerja shower head.
Tadinya tukang yang kami minta tolong pasang pompa masih
agak skeptic tentang skema ini, beliau takut kalau pompa mati air tidak
mengalir. Baru setelah diyakinkan (dipaksa) akhirnya beliau mengakui kalo
teorinya salah, hehe