Wednesday, December 3, 2008

tebar pesona, kesejahteraan guru, dan pengamat politik

akhir akhir ini pak presiden beberapa kali mengeluarkan kebijakan yang populis, diantaranya menurunkan harga bbm walaupun cuma sedikit, lalu yang terakhir adalah janji menaikkan gaji dan tunjangan pensiun guru, yang diucapkan waktu peringatan hari guru yang lalu.

Tentu saja, langkah langkah ini langsung dikomentari oleh banyak pihak, baik negatif maupun positif. Oleh pengamat politik dari yang langganan diwawancarai tv sampai pengamat politik tingkat pos ronda. Dan diantara komentar komentar itu ada yang menarik, yaitu komentar dari lawan lawan politiknya yang menilai ini adalah politik tebar pesona.

duru

Saya pikir, politik tebar pesona ialah salah satu keuntungan dia sebagai capres incumbent. Yang menggelikan, komentar seorang sekjen partai so-called oposisi yang selalu mengkritisi kebijakan pemerintah. Di salah satu wawancaranya di tv, dia bilang ini kampanye terselubung, politik tebar pesona, mencari dukungan guru, dan lain sebagainya. Pak sekjen ini rupanya lupa, waktu partainya dulu menang pemilu dan berhasil mendudukkan tokohnya sebagai presiden negeri ini, pencapaiannya bahkan jauh lebih buruk dari pemerintahan sekarang. Penggusuran dimana mana tanpa solusi bagi pihak tergusur, privatisasi beberapa BUMN besar. Jadi jangankan memikirkan nasib rakyat kecil, guru yang gajinya kecil, nelayan yang tercekik harga solar, atau petani yang kesulitan pupuk, menjaga kedaulatan negara saja tidak becus.

Sebagai rakyat kecil yang terlalu apatis dengan sistem partai, apalagi untuk ikut pemilu, saya sendiri tidak peduli apakah itu adalah politik tebar pesona atau bukan. Apa saja keputusan pemerintah asal menyejahterakan rakyat, mengurangi beban rakyat, maka rakyat pasti berterima kasih...bukankah pemimpin sejati akan bahagia saat rakyatnya sejahtera?

No comments: